Peternakan Sapi Perah

Welcome to Peternakan Sapi Perah

Rabu, 05 September 2012

Prospek Industri Sapi Perah

Analisis Strategis 

(Analisis SWOT, Analisis Resiko dan Ketidakpastian)


Analisis strategis dilakukan untuk mengetahui strategi yang dipakai oleh praktisi usaha peternakan sapi perah ini. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengidentifikasi kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threat) yang dapat terjadi dalam usaha peternakan sapi perah tersebut. Faktor-faktor yang dapat dijadikan sebagai kekuatan dalam usaha peternakan sapi perah ini diantaranya adalah sebagai berikut.
  1. Adanya koperasi susu (KUD) yang memberikan pelayanan pengadaan modal, konsentrat, IB, kesehatan dan menyalurkan susu ke Industri Pengolahan Susu (IPS).
  2. Adanya IPS yang menampung produksi susu dari peternakan.
  3. Memiliki tenaga ahli di bidang peternakan.
  4. Pemanfaatan teknologi IB sudah meluas yang mengurangi biaya produksi dan meningkatkan laju reproduksi.
  5. Adanya balai-balai IB yang menyediakan bibit pejantan, memproduksi semen dan mendistribusikannya.
  6. Adanya petugas IB yang memberikan pelayanan IB dan kesehatan.
  7. Adanya kelompok-kelompok peternak sapi perah sebagai wadah peternak-peternak kecil yang mengkoordinasi dan menampung semua permasalahan yang berkaitan dengan peternakan.
  8. Pelatihan dan penyuluhan tentang sapi perah oleh petugas penyuluh pertanian dan petugas koperasi susu atau KUD untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak.
  9. Pelatihan dan pengembangan ketrampilan bagi karyawan perusahaan susu.
Faktor- faktor yang dapat menjadi kelemahan dalam usaha peternakan sapi perah ini diantaranya adalah sebagai berikut.
  1. Produktivitas sapi perah masih rendah.
  2. Kebijakan pemuliaan sapi perah yang tidak terarah karena sistem pencatatan yang kurang bagus, sehingga peningkatan mutu genetik lamban.
  3. Pengadaan bibit pejantan IB dan bahan baku konsentrat masih impor.
  4. Penggunaan bahan baku konsentrat masih bersaing dengan manusia.
  5. Keterbatasan lahan budidaya hijauan makanan ternak.
  6. Biaya produksi yang cukup tinggi.
  7. Pendidikan dan ketrampilan peternak yang masih rendah.
  8. Sistem pencatatan produksi dan reproduksi yang buruk pada peternakan rakyat.
  9. Adanya kasus pemalsuan susu.
Setelah merumuskan kekuatan dan kelemahan perusahaan, maka dilakukan analisis lingkungan eksternal untuk mengetahui peluang dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan. Peluang (Opportunities) yang mungkin akan dihadapi dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah diantaranya adalah sebagai berikut.
  1. Permintaan susu dalam negeri belum terpenuhi.
  2. Hubungan yang baik antara peternak, Koperasi Susu atau KUD dengan IPS.
  3. Jalur distribusi produk yang sudah jelas.
  4. Berkembangnya diversifikasi produk olahan susu sehingga memperluas pangsa pasar produk susu.
  5. Konsumsi susu sapi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan susu dari ternak yang lainnya.
  6. Meningkatnya konsumsi susu terutama akibat tuntutan selera yang menginginkan aneka produk.
  7. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat.
  8. Peningkatan pengetahuan terutama ilmu gizi dan taraf hidup masyarakat.
  9. Tersedianya tenaga kerja.
  10. Adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang mendukung pelaksanaan usaha peternakan sapi perah.
  11. Berkembangnya pasar swalayan, restoran dan lain-lain, yang dapat mendukung sistem distribusi produk.
Sedangkan faktor-faktor yang dapat menjadi ancaman bagi usaha peternakan sapi perah ini diantaranya adalah sebagai berikut.
  1. Krisis ekonomi yang menyebabkan harga bahan baku konsentrat naik.
  2. Melemahnya rupiah terhadap dollar.
  3. Kebijakan pemerintah yang menghambat kinerja perusahaan.
  4. Tingkat suku bunga pinjaman yang tinggi.
Langkah selanjutnya, untuk merumuskan strategi adalah mengkombinasikan analisis faktor internal dan eksternal yang ada sebagaimana disajikan dalam bentuk matriks pada tAnalisis SWOT merupakan kombinasi strategis yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Berdasarkan analisis SWOT, maka strategi-strategi yang dapat dilakukan dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah diantaranya adalah seperti yang dipaparkan di bawah ini.

Strategi S -O
  1. Meningkatkan pemanfaatan teknologi IB untuk meningkatkan laju reproduksi.
  2. Mengembangkan skala usaha untuk meningkatkan produksi.
  3. Memanfaatkan kelompok-kelompok peternak, koperasi susu atau KUD, balai IB dan IPS sesuai dengan fungsinya.
  4. Meningkatkan kerjasama antara peternak, koperasi susu atau KUD, balai IB dan IPS.
  5. Mengurangi ketergantungan impor bahan baku konsentrat dengan memanfaatkan bahan baku lokal terutama by product pertanian dan limbah industri misalnya ampas tahu dan ampas tempe.
Strategi W – O
  1. Meningkatkan produktivitas sapi perah dengan memperbaiki mutu genetik dan manajemen beternak.
  2. Mengurangi ketergantungan impor bahan baku konsentrat dengan memanfaatkan bahan baku lokal terutama by product pertanian dan limbah industri misalnya ampas tahu dan ampas tempe.
  3. Memperbaiki budidaya hijauan makanan ternak, mengusahakan lahan untuk budidaya dan memperbaiki teknologi pengawetannya.
  4. Membuat dan melaksanakan kebijakan pemuliaan yang sesuai terutama memperbaiki sistem pencatatan dan memanfaatkannya.
Strategi S -T
  1. Mengoptimalkan pelayanan KUD terutama dalam pengadaan konsentrat dengan pemanfaatan bahan baku pakan lokal untuk mengurangi ketergantungan impor.
  2. Pendayagunaan tenaga ahli peternakan untuk misalnya untuk memformulasikan konsentrat dengan menggunakan bahan baku lokal.
  3. Untuk mengatasi masalah bunga pinjaman yang tinggi dengan memperbaiki dan mempertahankan hubungan kerjasama antara pihak investor dan lembaga-lembaga perbankan dengan KUD, IPS dan peternak agar diperoleh modal dengan skim kredit yang sesuai dengan usaha peternakan.
Strategi W -T
  1. Mengurangi ketergantungan impor bahan baku konsentrat dengan memanfaatkan bahan baku lokal terutama by product pertanian dan limbah industri misalnya ampas tahu dan ampas tempe.
  2. Membuat dan melaksanakan kebijakan pemuliaan yang sesuai terutama memperbaiki sistem pencatatan dan memanfaatkannya.

sumber: http://binaukm.com


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar